Hijrah yuk Hijrah

Berbisnis sambil menuntut ilmu, ibarat “sambil nyelam, minum air”. Sembari bertugas menjaga stand TokoNabil pada bazar yang diadakan di Auditorium KP-DJBC (Kantor Pusat Direktorat Jendral Bea & Cukai), Musafir juga menyempatkan diri menyimak tausiah yang dibawakan oleh ust Dr. Arief Alamsyah, mars (trustco). Dengan judul Hijrah sebagai instrumen perubahan. Berikut sepenggal catatan Musafir..;

Menurut beliau, Hijrah itu berasal dari kata gerak. Paling tidak, hijrah dengan defenisi sangat sederhana dapat diartikan sebagai PINDAH, PISAH dan GERAK. Sebagai contoh hijrah dari jahiliah ke islam berarti mencakup perpindahan, pepisahan dan
adanya pergerakan dari kejahiliahan menuju hidayah islam.Begitu juga hijrah dari syirik menuju tauhid, ataupun hijrah dari lingkungan negatif menuju lingkungan positif,semuanya mencakup ketiga unsur tersebut.

Dengan demikian hijrah berfungsi sebagai sebuah instrumen menuju perubahan yang jauh lebih baik. Dalam kaitannya dengan perubahan, sangat disayangkan sebagian besar kaum muslimin, begitu panik dan shok bila ditimpa musibah lahiriyah semisal kusta (penyakit kulit), dibanding sikap cuek dan acuh ketika mereka diuji dengan kusta (raKUS harTA,raKUS waniTA,raKUS harTA) yang jauh lebih berbahaya.

Untuk mencapai hijrah paripurna, Beliau membagi hijrah menjadi tiga bagian;

1.Hijrah/gerak qalbu
Allah Ta’ala berfirman :
“Demi matahari dan cahayanya dipagi hari. Demi bulan apabila mengiringinya. Demi siang apabila menampakkannya. Demi malam apabila menutupinya. Demi langit serta pembinaannya. Demi bumi serta penghamparannya. Demi jiwa serta pengampunannya. Maka Allah mengilhamkan pada jiwa ini (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS As-Syams 1-10).

Dalam surah ini Allah Ta’ala bersumpah sebanyak tujuh kali berturut-turut. Sebuah indikasi atas pentingnya berita yang datang setelah itu, yaitu keberuntungan bagi mereka yang menhijrahkan hatinya kepada hidayah Allah dan sebaliknya kerugian bagi mereka yang hatinya enggan berhijrah.

Pentingnya hijrah dengan hati juga tersirat dari sabda Rasulullah sallalahualaihi wasallam:
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu hanyalah dinilai bila disertai dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang hanya memperoleh (sesuai) apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya menuju (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya itu karena dunia yang ingin diraihnya atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kearah yang ia tuju”.(HR Bukhari&Muslim).

2.Hijrah/gerak fikir ( tafakur)
Memperbanyak tafakur atas kebesaran-Nya adalah sebuah upaya mensucikan dan menghijrahkan pikiran kita.
Allah ta’ala berfirman :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-Mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah”. (QS Al-Alaq 1-3).

3.Hijrah/gerak jasad
Ibnu qayyim berkata “tidak ada kenikmatan didahului oleh kenikmatan”. Maksudnya untuk memperoleh kenikmatan dan kebahagian dunia akhirat sungguh membutuhkan pengorbanan, diantaranya menhijrahkan raga kita.

Sebagai penutup beliau mengajak untuk berbagi 3-TA (berbagi ceriTA, harTa dan cinTA) kepada saudara-saudara sesama muslim, khususnya kepada fakir-miskin. Tidak ada hijrah tanpa kebarsamaan dan persaudaraan, sebagaimana hijrahnya Nabi dan para sahabatnya yang dihiasi dengan indahnya persaudaraan. “Saya harap, dengan kebersamaan anda menjadi kuat” ujarnya mengahiri.

Baca Juga